Setsubun: Ritual Mengusir Kejahatan dan Menyambut Musim Semi di Jepang

Setsubun: Ritual Mengusir Kejahatan dan Menyambut Musim Semi di Jepang

Setsubun (節分) adalah perayaan tradisional Jepang yang jatuh pada tanggal 3 Februari setiap tahunnya, tepat sebelum dimulainya musim semi (立春, Risshun) menurut kalender lunar. Meskipun secara harfiah berarti "pembagian musim," Setsubun secara khusus merujuk pada hari sebelum Risshun, dan merupakan bagian penting dari tradisi Jepang untuk membersihkan diri dari kejahatan dan membawa keberuntungan untuk tahun yang akan datang. Perayaan ini kaya akan simbolisme dan ritual yang unik, menjadikannya salah satu festival yang paling dicintai dan dirayakan di seluruh Jepang.

Asal Usul dan Sejarah Setsubun

Akar Setsubun dapat ditelusuri kembali ke ritual Tiongkok kuno yang dikenal sebagai Tsuina (追儺), yang diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-8 selama periode Nara. Tsuina adalah ritual pembersihan yang dilakukan di istana kekaisaran untuk mengusir roh jahat dan penyakit yang diyakini menyebabkan kemalangan. Ritual ini melibatkan penggunaan topeng dan tarian untuk menakut-nakuti roh-roh jahat.

Seiring waktu, Tsuina beradaptasi dengan kepercayaan dan praktik agama Shinto dan Buddha di Jepang, dan berkembang menjadi Setsubun seperti yang kita kenal sekarang. Selama periode Muromachi (1336-1573), ritual melempar kacang (豆撒き, Mame Maki) menjadi bagian integral dari perayaan Setsubun. Kacang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk mengusir kejahatan dan membawa keberuntungan.

Ritual Utama Setsubun: Mame Maki (Melempar Kacang)

Ritual paling ikonik dan terkenal dari Setsubun adalah Mame Maki, yang secara harfiah berarti "melempar kacang." Ritual ini dilakukan dengan tujuan mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan ke dalam rumah. Kacang yang digunakan dalam ritual ini adalah kacang kedelai panggang (炒り豆, Irimame), yang dianggap suci dan memiliki kekuatan untuk mengusir kejahatan.

Proses Mame Maki biasanya melibatkan anggota keluarga, dengan satu orang yang ditunjuk sebagai "oni" (鬼), atau iblis. Orang yang berperan sebagai oni akan mengenakan topeng oni dan berkeliling rumah, sementara anggota keluarga lainnya akan melemparkan kacang kedelai panggang ke arahnya sambil meneriakkan "Oni wa soto! Fuku wa uchi!" (鬼は外!福は内!), yang berarti "Iblis keluar! Keberuntungan masuk!"

Setelah oni diusir dari rumah, kacang kemudian dilemparkan ke dalam rumah untuk mengundang keberuntungan dan kemakmuran. Jumlah kacang yang dimakan juga memiliki makna simbolis. Secara tradisional, orang-orang makan jumlah kacang yang sama dengan usia mereka, ditambah satu kacang tambahan untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.

Mengapa Kacang Kedelai?

Kacang kedelai dipilih sebagai alat untuk mengusir kejahatan karena beberapa alasan. Pertama, kacang kedelai dianggap sebagai simbol kehidupan dan kelahiran kembali. Kedua, kata "mame" (豆) dalam bahasa Jepang terdengar mirip dengan kata "mametsu" (魔滅), yang berarti "menghancurkan iblis." Dengan demikian, melempar kacang kedelai diyakini secara simbolis menghancurkan kejahatan dan membawa keberuntungan.

Selain itu, proses memanggang kacang kedelai juga memiliki makna penting. Memanggang kacang diyakini menghilangkan energi negatif dari kacang, sehingga membuatnya lebih efektif dalam mengusir roh jahat.

Setsubun di Kuil dan Vihara

Selain perayaan di rumah, Setsubun juga dirayakan secara luas di kuil dan vihara di seluruh Jepang. Kuil dan vihara sering mengadakan acara Mame Maki skala besar yang menarik ribuan pengunjung. Acara ini biasanya menampilkan pendeta dan tokoh masyarakat yang melemparkan kacang, permen, dan hadiah lainnya ke kerumunan.

Salah satu acara Setsubun yang paling terkenal adalah di Kuil Naritasan Shinshoji di Prefektur Chiba, di mana para pegulat sumo, aktor, dan tokoh terkenal lainnya berpartisipasi dalam ritual Mame Maki. Acara ini menarik banyak penonton dan disiarkan di televisi nasional.

Tradisi dan Kepercayaan Lainnya

Selain Mame Maki, ada beberapa tradisi dan kepercayaan lain yang terkait dengan Setsubun:

  • Eho-maki (恵方巻): Makan sushi roll tebal yang disebut Eho-maki sambil menghadap ke arah keberuntungan (恵方, Eho) untuk tahun itu. Arah keberuntungan berubah setiap tahun berdasarkan siklus zodiak Tiongkok.
  • Menghias dengan Hiasan Setsubun: Menghias rumah dengan hiasan Setsubun seperti kepala ikan sarden yang ditusuk dengan cabang holly (柊鰯, Hiiragi Iwashi). Duri holly dan bau ikan sarden yang kuat diyakini dapat mengusir roh jahat.
  • Membersihkan Rumah: Melakukan pembersihan menyeluruh di rumah untuk menghilangkan debu dan kotoran yang terakumulasi selama setahun. Ini dianggap sebagai cara untuk membersihkan rumah dari energi negatif dan mempersiapkannya untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.
  • Memakai Topeng Oni: Beberapa orang, terutama anak-anak, suka memakai topeng oni selama Setsubun sebagai bagian dari perayaan.

Setsubun di Era Modern

Meskipun Setsubun adalah perayaan tradisional yang berakar pada sejarah dan kepercayaan kuno, perayaan ini tetap relevan dan populer di Jepang modern. Banyak keluarga masih mempraktikkan ritual Mame Maki di rumah, dan kuil serta vihara terus mengadakan acara Setsubun yang menarik banyak pengunjung.

Namun, ada juga beberapa adaptasi modern dari perayaan Setsubun. Misalnya, beberapa orang mengganti kacang kedelai dengan kacang tanah atau permen karena alasan alergi atau preferensi pribadi. Selain itu, beberapa toko dan restoran menawarkan produk dan menu khusus Setsubun selama musim perayaan.

Kesimpulan

Setsubun adalah perayaan yang kaya akan tradisi, simbolisme, dan makna budaya. Ritual Mame Maki dan tradisi lainnya yang terkait dengan Setsubun berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya membersihkan diri dari kejahatan, mengundang keberuntungan, dan merayakan dimulainya musim semi. Meskipun zaman telah berubah, semangat Setsubun tetap hidup di hati masyarakat Jepang, menjadikannya salah satu festival yang paling dicintai dan dirayakan di seluruh negeri. Setsubun bukan hanya sekadar ritual melempar kacang, tetapi juga sebuah perayaan yang menyatukan keluarga, komunitas, dan masyarakat Jepang dalam semangat harapan dan optimisme untuk tahun yang akan datang.

Setsubun: Ritual Mengusir Kejahatan dan Menyambut Musim Semi di Jepang

Leave a Comment